Berhentinya kerjasama Konami dan UEFA ini, dipastikan akan
sangat mempengaruhi game Pro Evolution Soccer (PES) kedepannya, khususnya soal
lisensi.
Menanggapi hal tersebut Guy-Laurent Epstein, direktur
pemasaran UEFA Events S mengatakan kalau pihaknya sangat puas selama bekerja
sama dengan Konami.
"Konami telah menjadi mitra lisensi yang kuat untuk
Liga Champions dan Liga Europa. Dengan merek dagang yang mereka miliki, dua
turnamen kami tersebut telah menjadi unggulan dalam video gim tersebut,"
kata Epstein.
Dengan kata lain, berakhirnya kerja sama ini akan membuat
fitur Liga Champions dan Liga Europa di Pro Evolution Soccer edisi berikutnya
tidak lagi ada.
Kesempatan ini tentu tidak akan dibuang sia sia oleh pesaing
mereka dalam dunia video game sepak bola, yakni Electronic Arts (EA) dengan
video gamenya FIFA. EA dipercaya memiliki peluang besar untuk mendapatkan hak
lisensi UEFA.
Jika FIFA mendapatkan hak tersebut, bisa dipastikan video
game sepak bola yang digarap oleh EA itu menjadi satu-satunya raja dalam dunia
video game sepak bola.
Sebagai informasi, kerja sama antara UEFA dan Konami ini telah
terjalin sejak meluncurkan gim sepak bola Pro Evolution Soccer (PES) 2009 pada
2008.
Sejak saat itu, Konami telah menjadikan Liga Champions dan
Liga Europa sebagai salah satu fitur utama mereka di dalam gim tersebut.